Monday, June 11, 2012

PENGALAMAN PEMBACA BUKU TERAPI ALIF




Pada suatu acara hajatan tetangga kebetulan salah seorang bapak muda umurnya sekitar 30 th., karyawan swasta, tetangga masih satu RT dengan saya duduk disisi kiri saya. Dia bercerita, setelah beberapa hari membaca buku saya yang berjudul SEMBUH SEKETIKA BUKAN MIKJIZAT ATAU KEAJAIBAN, dia terserang flu dan demam. Kemudian dia ke dokter, setelah diukur tekanan darahnya dokter menanyakan apakah dia ada riwayat tekanan darah rendah. Tetangga saya ini kaget, kemudian dia jelaskan kepada dokter tadi bahwa dia penderita hypertensi/tekanan darah tinggi sebagai penyakit keturunan menurut dokter langganan perusahaan tempat dia bekerja dan harus rutin minum obat, tanpa boleh berhenti. Dokter yang memeriksanya jadi bingung, kemudian mengukur ulang tekanan darahnya sampai tujuh kali, hasilnya tetap sama, tekanan darahnya tetap rendah.
Besoknya dia ke dokter langganan perusahaannya untuk dicek lagi tekanan darahnya, memang tekanan darahnya sudah turun malah cenderung rendah. Dokter tadi merasa heran, apa yang menyebabkan tekanan darahnya jadi turun. Tapi pesan dokter langganannya ini agar dia jangan menghentikan secara drastis minum obatnya, sebaiknya dikurangi sedikit demi sedikit.
Atas kejadian yang dialaminya ini bapak muda ini bertanya pada saya, apakah dengan membaca buku tadi berpengaruh pada penyakit dia. Sebelum saya menjawab pertanyaan dia tadi, saya bertanya padanya tentang apa yang dia paham dan dia tangkap di buku saya yang dia baca. Setelah dia jelaskan pemahamannya dan menurut saya pemahamannya benar, kemudian saya jawab bahwa penyakit yang dideritanya adalah penyakit nonmedis sehingga berpengaruh pada penyakitnya setelah memahami secara benar buku saya.
Percakapan saya dengan tetangga tadi rupanya disimak oleh tetangga saya yang lain yang duduk di sisi kanan saya. Tetangga yang ini tetangga satu RT juga dengan saya, seorang bapak pensiunan perusahaan swasta dan umurnya sekitar 60 th. Dia mengaku setelah membaca dua buku saya, dia diam-diam terapkan apa yang dia paham dari kedua buku tadi. Beberapa lama setelah itu dia cek kandungan gula darah ke dokter langganannya, dokter tersebut heran karena kandungan gula darahnya turun drastis mendekati normal. Tetangga yang satu ini senang karena dia sudah divonis oleh dokter sebagai penderita penyakit diabetes keturunan yang tidak mungkin disembuhkan. Setelah itu berbagai pantangan dalam urusan makan tidak lagi dia hiraukan.
Tetangga saya yang ini, salah seorang putrinya kuliah di fakultas kedokteran universitas swasta di Jakarta. Ceritanya, setelah dia membeli buku saya yang pertama belum selesai membacanya, putrinya meminjam buku tadi, di bawa ke kampusnya. Di kampus teman-temannya se fakultas meminjam buku tadi, kemudian tidak mengembalikannya ke putri teman saya dengan permintaan untuk disimpan di perpustakaan agar mereka bisa baca bergilir. Tetangga yang teman saya tadi mengalah terpaksa dia cari lagi buku tadi di toko buku GRAMEDIA.


JH Alifulhaq